Contoh latihan Soal Uji Kompetensi D3 Perawat dan Ners Tahun 2019 / 2020 Edisi 197

Contoh latiahan Soal Uji Kompetensi D3 Perawat dan Ners Tahun 2019 / 2020 Edisi 197


Berikut ini adalah Latihan Uji Kompetensi Perawat (UKOM) bagian ke 197 beserta kunci jawabannya serta pembahasannya


Halo teman-teman semua, tidak sabar untuk melihat update soal-soal UKOM perawat ya, kali ini kita akan membagikan edisi kelanjutan soal UKOM beserta kunci jawaban dan pembahasannya. Insya Allah kami akan konsisten memberikan contoh soal untuk teman-teman, karena kami pernah perasakan seperti teman-teman maka kami akan berusaha membatu teman-teman untuk belajar contoh soal uji kompetensi keperawatan di blog kita ini. Agar kami semangat ayo bantu teman-teman kalian untuk belajar latihan soal UKOM di blog ini, dan dengan ini kami pun ikut senang dan makin semangat memberikan contoh soal untuk teman-teman semua

if disaster come to us, who must get a black goat, we all must know if all disaster come from us and its impact to us. So keep our world like we keep our family

1. Seorang anak laki-laki yang berusia 7 tahun saat ini sedang dirawat dengan diagnosa medis suspek TB paru. Untuk menegakkan diagnosa, seorang perawat perempuan yang cantik dan manis ditugaskan untuk melakukan test tuberculin. Setelah perawat cantik dan manis tersebut menggunakan sarung tangan, menetukan lokasi test dan melakukan desinfektan pada lokasi test dengan kapas swap alcohol 70 % , perawat cantik dan manis tersebut memegang spuit dengan tangan dominan .

Apakah tindakan selanjutnya yang saudara lakukan ?

a. Tusukan jarum kedalam lapisan kulit
b. Anjurkan anak untuk menarik nafas
c. Anjurkan ibu untuk membantu  memegangkan anaknya
d. Ganjal tangan yang akan ditusuk dengan bantal agar tinggi
e. Pegang spuit sehingga membentuk sudut 10-15 derajat, dengan bevel keatas

Kunci Jawaban  : E. Pegang spuit sehingga membentuk sudut 10-15 derajat, dengan bevel keatas
Pembahasan : 
Jika sudut penusukan lebih dari 10-15, maka penyuntikan akan terlalu dalam. Melakukan penyuntikan dengan bevel menghadap keatas akan meudahkan penusukan jarum .

Rujukan  :
  • Asmadi (2009). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika



2. Seorang perempuan yang masih muda, cantik, seksi, tinggi, putih, BB seimbang, setengah waras dengan usia 24 tahun, berkunjung ke sebuah poliklinik psikiatri. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa pasien gelisah, merasa tidak nyaman, sulit tidur, bicara berlebihan dan cepat, saat interaksi tiba-tiba berbicara secara blocking, serta tidak mampu menerima informasi yang disampaikan oleh perawat.

Apakah tindakan keperawatan  yang  prioritas diberikan pada  kasus diatas?

a. mengajarkan distraksi
b. mengkonsulkan ke Psikiater
c. membimbing tarik nafas dalam
d. menemukan penyebab ansietas
e. memberikan suara musik yang tenang

Kunci Jawaban : C. membimbing tarik nafas dalam
Pembahasan :
Sesuai dengan vignete di atas ada kata kunci yaitu saat interaksi tiba tiba pasien blocking maka pilihan Kunci Jawaban  yang tepat adalah C (membimbing tarik nafas dalam) karena teknik relaksasi maupun tarik napas dalam menjadi salah satu hal penting untuk mengatasi kecemasan, dan bisa dilaksanakan segera tanpa mempersiapkan  alat media atau waktu khusus.

Rujukan:
  • Stuart, Gail. (2006). Buku  Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
  • Smelltzer & Bare. (2002). Modul Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC



3. Seorang anak perempuan yang berusia 9 tahun, dirawat dengan diagnosa medis GED. Dari hasil pengkajian anak terlihat tampak sakit sedang, suhu tubuh saat ini 39,2 derajat celsius, mukosa mulut dan lidah terlihat kering. Perawatpun menegakkan masalah keperawatan prioritas yaitu : Gangguan keseimbangan cairan tubuh dan salah satu intervensi keperawatan melakukan monitor intake output ketat /24 jam .

Bagaimanakah dokumentasi yang perawat buat, jika kesimpulan hasil monitor balance cairan negative ?

a. intake 950  cc output 875 cc
b. intake 1100 cc output 1100 cc
c. intake 1400 cc output 1250 cc
d. intake 1550 cc output 1450 cc
e. intake 1600 cc output 1750 cc

Kunci Jawaban : E. intake 1600 cc output 1750 cc
Pembahasan.
Pengukuran intake dan output cairan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh ( intake ) dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh ( output ) . Aspek yang dikaji pada intake adalah : Jumlah air yang diminum /hari , air yang terkandung dalam makanan, air metabolisme dan air tambahan lain seperti infuse. Sedangkan output ; aspek yang dinilai jumlah urine yang keluar /hari , jumlah feces dan jumlah IWL. Jika jumlah intake sama dengan output dikatakan balance ( seimbang ) , jika jumlah intake lebih besar dari output : positif dan jika intake lebih kecil dari output /output lebih besar dari intake maka dikatakan negative.

Rujukan  :
  • Asmadi (2009). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika



4. Seorang anak laki-laki yang berusia 2,5  tahun, anak tersebut diawat dengan kejang demam untuk pertama kali. Selama 3 hari anak dirawat suhu tubuh anak tidak pernah meningkat lagi. Dari hasil pemeriksaan terakhir suhu tubuh yaitu 36,6 derajat celsius dan anak sudah diperbolehkan untuk pulang, perawat kemudian memberikan edukasi kepada orang tua cara penanganan kejang anak jika terjadi kejang berulang

Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan orang tua sehubungan hal telah dijelaskan perawat diatas ?

a. Memakaikan pakaian yang ringan
b. Biarkan kejang terjadi dan berakhir tanpa gangguan
c. Mengamati dan mendokumentasikan aktivitas kejang
d. Menyingkirkan semua objek yang berbahaya dekat anak
e. Membaringkan anak pada satu sisi dan tetap bersama anak

Kunci Jawaban : E. Membaringkan anak pada satu sisi dan tetap bersama anak
Pembahasan: 
Prioritas dalam menangani anak kejang adalah menjamin keamanan dan perlindungan dari cedera. Dengan posisi anak ditidurkan miring dan   dapat  mencegah anak dari aspirasi cairan /sisa makanan yang dapat masuk kedalam paru-paru saat kejang . Dengan ditemani orang tua saat anak mendapat serangan kejang, orang tua dapat mengobservasi dan mendoku mentasikan kejadian kejang tersebut sehingga dapat dilaporkan kepada dokter sebagai data yang dibutuhkan untuk  menentukan terapi

Rujukan : 
  • Mary E Muscari (2005). Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC



5. Seorang bayi perempuan yang beru berusia 9,2 bulan, dirawat dengan kasus diare sebanyak 7 kali , muntah sebanyak 4 kali. Perawatpun melakukan pengkajian suhu, dan didapatkan suhu 38,4 derajat celsius, mukosa bibir dan mulut terlihat kering, turgor kulit tidak elastis. Berdasarkana analisa data, masalah keperawatan yang ditegakkan perawat yaitu: gangguan volume cairan : dehidrasi sedang  dengan salah satu intervensi keperawatan memantau hidrasi secara akurat .

Manakah tindakan keperawatan yang dimaksud dari tindakan keperawatan diatas?

a. mengukur BB harian
b. mengkaji turgor kulit
c. memeriksa nilai elektrolit
d. mengobservasi tetesan infus
e. memantau asupan dan haluaran

Kunci Jawaban : A. mengukur BB harian
Pembahasan : 
Bayi dan anak-anak yang lebih kecil akan mengalami kehilangan cairan yang tidak tampak. Mengukur BB harian adalah cara yang paling akurat untuk mengukur peningkatan atau kehilangan cairan pada anak. Memantau asupan dan haluran, memeriksa nilai elektrolit, mengkaji turgor kulit merupakan intervensi penting, namun tidak dapat mengukur atau menghitung kehilangan cairan yang tidak tampak. Sedangkan pengukuran lingkar perut dan lengan atas lebih tepat digunakan untuk mengetahui status nutrisi bayi /anak.

Rujukan : 
  • Mary E Muscari (2005). Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC



6. Seorang anak laki-laki yang berumur 4,3 tahun dirawat hari ke-4 dengan kejadian kejang demam. KU anak terlihat baik dan sudah diperbolehkan untuk pulang. Kemudian prioritas keperawatan yang ditegakkan perawat yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan perawatan dirumah.

Apakah intervensi prioritas yang sesuai dengan kasus anak tersebut ?

a. Ajarkan orang tua cara minum obat termasuk dosis dan efek sampingnya
b. Anjurkan agar meningkatkan asupan nutrisi adekuat bagi anaknya
c. Pesankan untuk datang control kembali sesuai kebutuhan anak
d. Ajarkan orang tua pentingnya memberi istirahat yang adekuat
e. Berikan surat istirahat sakit agar kesehatan anak optimal

Kunci Jawaban : A. Ajarkan orang tua cara minum obat termasuk dosis dan efek sampingnya
Pembahasan: 
Pemahaman tentang pentingnya pengobatan yang konsisten dapat meningkatkan kepatuhan minum obat. Mengetahui efek samping potensial dapat mengarahkan orang tua untuk meminta bantuan medis jika diperlukan.

Rujukan :
  • Cathyl Morgan Speer (2008). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik (hal: 93), Jakarta : EGC 



7. Seorang laki-laki yang berusia 20 tahun, dibawa ke klinik untuk dilakukan konsultasi ke psikiater, Dari informasi keluarga, semenjak dua tahun terakhir anak menjadi sangat pendiam, banyak mengurung diri didalam kamar, menolak untuk berinteraksi, serta sering komat kamit.

Apakah diagnosa  keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus anak diatas?

a. isolasi sosial
b. gangguan HDR
c. gangguan alam perasaan
d. perubahan mental organik
e. gangguan persepsi sensori

Kunci Jawaban: A. isolasi sosial
Pembahasan :
Sesuai dengan vignete di atas ada kata kunci yaitu: menjadi sangat pendiam, banyak mengurung diri di kamar, maka pilihan Kunci Jawaban yang tepat yaitua (isolasi social), karena beberapa tanda dan gejala yang terdapat pada kasus diatas mencakupgejala dan  tanda mayor diagnosis dengan isolasi sosial. Data sering komat kamit tidak menjadi dominan.

Rujukan :
  • PPNI  (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, hal 268. Edisi I. Jakarta : DPP-  PPNI


Sumber : ukomperawat.blogspot.com dan www.perawatkitasatu.com

Baca Juga :

Demikianlah artikel singkat kami ini yang berjudul Contoh latihan Soal Uji Kompetensi D3 Perawat dan Ners Tahun 2019 / 2020 Edisi 197, semoga apa yang telah kami sajikan dan berikan ini bermanfaat dan ayo ajak teman-teman kalian untuk belajar soal-soal UKOM diblog ini secara gratis, dan pelajari contoh soal-soalnya berdasarkan edisi edisi yang ada.

0 komentar