Contoh Soal Kasus KMB dan Kunci Jawaban Edisi 175

9/18/2018 06:36:00 AM

Contoh Soal Uji Kompetensi (UKOM) Kasus Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan Kunci Jawaban


Berikut ini adalah Latihan Uji Kompetensi Perawat (UKOM) KMB bagian ke 175 beserta kunci jawabannya serta pembahasannya

Contoh Soal Uji Kompetensi (UKOM) Kasus Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan Kunci Jawaban
Indonesian Nurse, proud of you

Hai halo teman-teman semuanya, apa kabar kalian yang dari Sabang sampai Merauke, saya harap kalian baik-baik saja yaa, dan teteap fit serta semangat untuk belajar soal-soal Uji Kompetensi Keperawatan, dan kali ini saya masih berfokus ke contoh soal UKMB beserta kunci jawaban dan pembahasan lengkap


1. Pasien perempuan dengan usia 27 tahun dirawat di ruang penyakit saraf. Saat dikaji pasien dapat menjawab saat dipanggil nama dan mengatakan ia sangat mengantuk serta pusing. Skor Glasgow Coma Scale (GCS) 12, Dari Hasil pengkajian didapatkan luka di kepala dan tidak berdarah lagi karena sudah ditutup. TTV,  TD = 110/70mmHg, T = 36,7 derajat celsius, RR = 20 x/menit, HR = 86 x/menit
Pertanyaan soal
Apa Intervensi keperawatan yang utama pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. meninggikan daerah kepala
B. perawatan luka berkala
C. membatasi gerakan pasien
D. mengobservasi skor GCS
E. mengobservasi perdarahan

Kunci Jawaban : A. meninggikan daerah kepala
Rasional:
Rasional A : meninggikan area kepala bertu-juan menurunkan tekanan intra kranial
Rasional B : perawatan luka bertujuan mencegah kemungkinan infek-si
Rasional C : membatasi gerakan bertujuan mengurangi penggunaan energi
Rasional D : mengobservasi gcs bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat kesadaran
Rasional E : mengobservasi tanda perdarah-an penting untuk mengantisipa-si perdarahan berlanjut
Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8.EGC. Jakarta. Unit 15



2. Seorang pasien laki-laki dengan usia 29 tahun dibawa keluarga ke IGD mengalami kejang-kejang selama 2 kali. Dari hasil pengkajian didapatkan pasien : terdapat kaku kuduk, suhu 40 derajat celsius, dan Skor Glasgow Coma Scale (GCS) 9. Pasien direncanakan akan diperiksa cairan SSP.
Pertanyaan soal
Apa intervensi perawatan prioritas pada ka-sus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. pantau suhu tubuh
B. ciptakan lingkungan yang aman
C. monitor tingkat kesadaran
D. lakukan perawatan isolasi
E. libatkan keluarga dalam perawatan

Kunci Jawaban : C. monitor tingkat kesadaran
Rasional:
Rasional A : perubahan suhu tubuh menun-jukan adanya proses infeksi
Rasional B : lingkungan yang aman mence-gah risiko injuri saat terjadi ke-jang
Rasional C : tingkat kesadaran memberikan informasi terkait fungsi susu-nan saraf pusat
Rasional D : perawatan isolasi dapat menjauhkan pasien dari rangsang pemicu kejang
Rasional E : keluarga    dilibatkan sebagai sistem pendukung bagi pasien
Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta. Unit 15



3. Seorang laki-laki berusia 60 tahun akan dijadwalkan satu dua hari lagi dilakukan pembedahan lensa matanya yang pertama kali karena katarak yang dialami. Pasien dirawat di kelas 3 bersama 7 pasien lainnya dengan berbagi fasilitas yang ada. Jarak tempat tidur dan kamar mandi yaitu sekitar 8 meter.
Pertanyaan soal
Apa tujuan perawatan prioritas pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. cemas akibat bedah tidak terjadi
B. risiko cedera tidak terjadi
C. kemampuan gerak terjaga
D. kebutuhan informasi terpenuhi
E. kebutuhan kebersihan diri terpenuhi

Kunci Jawaban : B. risiko cedera tidak terjadi
Rasional:
Rasional A : pembedahan pertama dapat memberi pengalaman bagi proses bedah yang kedua
Rasional B : penurunan kemampuan visual dapat menjadi pemicu cedera seperti jatuh
Rasional C : keterbatasan gerak ditandai dengan penurunan fungsi organ gerak
Rasional D : pemberian informasi dilakukan untuk meningkatkan pemaha-man pasien dan keluarga
Rasional E : tidak ditemukan tanda gangguan kebersihan diri
Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta. Unit 14 sensorineural.



4. Mr. Jon dengan usia 46 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol rutin mingguan. Dari hasil pengkajian: BB = 75 kg dengan TB 155 cm. Terapi Insulin sudah diberikan sejak dua bulan terakhir. Dari hasil pengkajian didapatkan kadar gula darah 230 mg/dl. Pasien telah berusaha untuk mengurangi konsumsi karbohidrat namun tetap saja Mr.Jon malas berolahraga.
Pertanyaan soal
Apa intervensi keperawatan yang prioritas pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. tingkatkan aktivitas
B. awasi terapi insulin
C. atur porsi makanan
D. turunkan berat badan
E. awasi kadar gula darah

Kunci Jawaban : A. tingkatkan aktivitas
Rasional:
Rasional A : aktivitas harus ditingkatkan untuk memaksimalkan penggu-naan gula darah
Rasional B : terapi insulin dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah khususnya pada pasien dengan kerusakan pankreas
Rasional C : porsi makan harus diatur untuk mengontrol kadar gula darah harian
Rasional D : berat badan dapat diturunkan dengan meningkatkan aktivitas
Rasional E : kadar gula darah diawasi untuk mengetahui efektifitas inter-vensi
Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta. Unit IX tentang DM



5. Seorang pasien bernama Mr. Jin dengan usia 45 tahun didiagnosis diabetes mellitus tipe 2. Diketahui bahwa luka bekas garukan kuku di bagian kaki sulit sembuh dan Mr. Jin tidak pernah memeriksakannya ke pelayanan kesehatan sebelumnya sehingga ketika infeksi yang semakin luas ia pun dirawat dan pada akhirnya infeksi melebar setinggi mata kaki dan harus diamputasi. Mr. Jin terlihat sedih dan sering sekali bertanya tentang cara lain selain amputasi.
Pertanyaan soal :
Apa jawaban yang paling tepat disampaikan ke pasien?

Pilihan jawaban:
A. “ Sebaiknya bapak bersabar dan ber-doa saja ”
B. “ Keputusan ini terbaik dan tidak bisa dihindari ”
C. “ Dokter sudah memutuskan dengan matang ”
D. “ Bapak tidak boleh berpikir yang lain-lain ”
E. “ Diskusikan kembali dengan keluar-ga “

Kunci Jawaban : B. “ Keputusan ini terbaik dan tidak bisa dihindari ”
Rasional
Rasional A : kalimat bertujuan mengalih-kan topik dan tidak menjawab pertanyaan
Rasional B : kalimat tegas dan membantu pasien menerima realitas yang terjadi
Rasional C : perawat cenderung mengh-indari komunikasi selanjutnya
Rasional D : tidak memfasilitasi tahap berduka yang sedang dilalui pasien
Rasional E : melibatkan keluarga dalam hal pengambilan keputusan den-gan tepat
Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta. Unit IX tentang DM




6. Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun dirawat di ruang bedah paska tindakan debridemen karena femur dekstra tertutup pada hari ke dua. Luka debridemen terpasang backslap dan dibalut dengan elastis verban. Dari hasil pengkajian: didapatkan : pasien mengeluh nyeri kesemuatan dan CRT jari kaki kanan lebih dari dua detik, terasa baal serta nadi dorsalis pedis teraba lemah.
Pertanyaan soal
Apa intervensi keperawatan prioritas pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. melakukan pijatan pada jari
B. memberikan kompres hangat
C. melonggarkan ikatan bidai
D. mempersiapkan pembedahan
E. meninggikan kaki yang fraktur

Kunci Jawaban : C. melonggarkan ikatan bidai
Rasional:
Rasional A : pijatan pada jari bertujuan memberi rasa nyaman dan mel-ancarkan sirkulasi darah
Rasional B : kompres hangat bertujuan melebarkan pembuluh darah kapiler
Rasional C : ikatan bidai yang terlalu kuat dapat membendung secara komplit aliran darah ke bawah cedera
Rasional D : pembedahan bertujuan mem-perbaiki bentuk tulang yang patah
Rasional E : meninggikan kaki yang cedera bertujuan mengurangi bengkak
Referensi
Kneale, Julia D., at.al. Alih bahasa Yudha, Egi dkk (2008). Keperawatan Orto-pedik & Trauma. EGC. Jakarta. Bab 21 dan 24 tentang Penanganan fraktur/cedera.
Lukman & Ningsih (2012). Asuhan Keper-awatan Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Salemba Medika. Jakarta. Bab 3 tentang frak-tur




7. Seorang tersangka kasus korupsi dana bantuan korban gempa Lombok Mr. HM 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak hebat disertai bengkak di seluruh tubuh akibat uang haramnya. Dari hasil pengkajian Mr. HM mengeluh sesak dan badan terasa berat, gatal, piting edema +5, pro-duksi urin 500 cc/24 jam, BB 60 Kg, TD = 180/90 mmHg, N =  90 x/menit, RR = 30 x/menit. Hasil laboratorium ureum 180mg/dl, kreatinin 8 mg/dl, Hb 7g/dl. Pasien terlihat seperti akan sakratul maut namun nyawanya masih diujung tanduk dan tidak bisa mati sebelum rakyat Indonesia memaafkannya.
Pertanyaan Soal :

Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Kerusakan integritas kulit
B. Kelebihan cairan tubuh
C. Gangguan rasa nyaman
D. Gangguan perfusi jaringan perifer
E. Perubahan pola kemih

Kunci Jawaban : B. Kelebihan cairan tubuh
Rasional:
Rasional A : kerusakan integritas kulit ter-jadi karena uremic frost, tetapi tidak menjadi prioritas pada ka-sus ini
Rasional B : kelebihan cairan menjadi mas-alah prioritas karena fungsi fil-trasi ginjal yang terganggu dan berdampak pada gangguan per-nafasan
Rasional C : gangguan rasa nyaman yang dirasakan seperti gatal dan be-rat tidak menjadi prioritas pada kasus ini
Rasional D : kadar hb yang rendah menye-babkan gangguan perfusi jarin-gan perifer, tidak menjadi prior-itas utama pada kasus tersebut
Rasional E : perubahan pola kemih melipu-ti perubahan frekuensi, jumlah dan karakteristik urin disebab-kan karena gangguan fungsi filtrasi tidak menjadi prioritas pada saat ini
Referensi :
Nursalam  &  Fransisca  (2006).  Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Salemba Medika. Jakarta. Bab 3



8. Seorang pasien bernama Mr. HM dengan usia 35 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis kolik renal. Dari hasil pengkajian didapatkan nyeri terasa di area pinggang terutama ketika akan BAK dengan jumlah urin yang keluar sedikit sediki namun jumlahnya normal, nyeri menyebar ke bagian atas simpisis pubis dengan skala 7 dari 10, dan kadang tampak kemerahan dalam urin. Hasil USG didapatkan uretrolithiasis.
Pertanyaan Soal :
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban :
A. nyeri akut
B. cemas
C. perubahan pola eliminasi urin
D. defisit volume cairan
E. obstruksi saluran kemih

Kunci Jawaban : A. nyeri akut
Rasional :
Rasional A : Nyeri akut terjadi karena adan-ya batu pada area ureter
Rasional B : Tidak ditemukan tanda kecema-san pada pasien
Rasional C : Pola berkemih meliputi frekuen-si, jumlah dan karakteristik urine
Rasional D : Jumlah urin tidak menunjukan perubahan cairan tubuh
Rasional E : Pasien mampu berkemih den-gan lancar
Referensi :
Nursalam & Fransisca (2006). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gang-guan Sistem Perkemihan. Salemba Medika. Jakarta. Bab 3



9. Seorang pasien perempuan dengan berusia 21 tahun tersiam air panas akibat berebutan cowok jelek dan terkena air panas di dada, perut, dan tangan. Dari hasil pengkajian pasien mengeluh akan nyeri dengan skala 5 dari 10 dan sudah diberikan  analgetik drip, dihari yang ke tiga kulit tampak merah dan terdapat bullae, TD = 90/60, N = 115 x/menit, RR = 28 x/menit, BB = 60 kg, mukosa bibir terlihat kering dengan produksi urin 100 cc/6 jam.
Pertanyaan Soal :
Apakah masalah keperawatan yang prioritas pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban :
A. nyeri akut
B. kerusakan integritas kulit
C. gangguan pola eliminasi urin
D. defisit volume cairan
E. risiko infeksi

Kunci Jawaban : B. kerusakan integritas kulit
Rasional:
Rasional A : rasa nyeri merupakan respon normal sesaat setelah cedera akibat kerusakan kulit
Rasional B : kerusakan kulit sudah terjadi dan tidak menjadi perawatan utama
Rasional C : gangguan pola eliminasi urin bukan  pilihan  tepat  karena penurunan produksi urin dise-babkan   penurunan   volume cairan intravaskuler
Rasional D : penurunan cairan tubuh terjadi karena luka bakar yang luas
Rasional E : resiko infeksi terjadi kemudian memungkinkan terjadi melalui luka yang terbuka
Referensi :
Muttaqin, Arif & Sari Kumala (2010). Asu-han Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Salemba Medika. Jakar-ta. Bab 10 tentang Luka Bakar.




10. Seorang pasien berinsial Mr. HM berusia 40 tahun ingin memeriksakan dirnya untuk pemeriksaan tes HIV. Pasien penasaran dan ingin sekali mencari tahu penyebab diare, tidak nafsu makan, gusi sering berdarah serta sariawan yang dideritanya sulit sekali sembuh. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien terlihat kurus dengan BB = 45 kg, TB 165 cm, menikah dan mengatakan tidak pernah melakukan perilaku seks bebas. Namun dari hasil tes menunjukkan positif HIV, dan pasien belum mengetahui dan ia bertanya tentang hasilnya tersebut ke perawat.
Pertanyaan soal
Apakah respons perawat yang tepat pada ka-sus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. “Sepertinya anda harus menghadapi persoalan ini sendiri!”
B. “Anda harus siap dengan berbagai kemungkinan!“
C. “Tenang saja, semuanya akan bera-khir dengan baik!”
D. “Saya bisa merasakan kesedihan anda“
E. “Saya menyesal harus menyam-paikan berita buruk ini”

Kunci Jawaban : B. “Anda harus siap dengan berbagai kemungkinan!“
Rasional:
Rasional A : kalimat tidak menunjukan sikap empati
Rasional B : kalimat bertujuan agar pasien siap menghadapi realitas
Rasional C : tidak boleh menjanjikan kepa-da pasien
Rasional D : kalimat menunjukan bahwa perawat bisa merasakan persis dengan apa yang dirasakan pa-sien
Rasional E : kalimat mengarahkan kepada pemikiran negatif terhadap ma-salah yang terjadi
Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Edisi EGC. Jakarta. Unit XII tentang AIDS.



11. Seorang perempuan dengan usia 31 tahun dirawat dengan diagnosa medis Pansitopenia. Pasien sudah memasuk hari rawat yang keempat dan telah diberikan tranfusi darah sebanyak 3 kantong darah karena nilai Hbsebelumnya 6 mg/dl. Dari hasil data pengkajian saat ini Hb mengalami kenaikan menjadi Hb 9,8 mg/dl dan telah diijinkan pulang besok.
Pertanyaan soal :
Apakah discharge plannig pasien pulang yang tepat pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban :
A informasi jenis diet
B. pembatasan aktivitas
C. penjadwalan kunjungan ulang
D. pemeriksaan kadar Hb secara teratur
E. peningkatan peran keluarga

Kunci Jawaban : B. pembatasan aktivitas
Rasional:
Rasional A : jenis diet khusus dilakukan pada pasien dengan pem-batasan nutrisi
Rasional B : aktivitas harus dibatasi terkait nilai hb dibawah normal
Rasional C : jadwal kunjungan disusun ber-dasarkan kondisi pasien
Rasional D : nilai hb dapat digunakan untuk merumuskan rencana tindak lanjut
Rasional E : keluarga dibutuhkan untuk pa-sien yang membutuhkan sistem pendukung
Referensi :
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta.


Baca Juga :

Sumber : Pedoman Uji Kompetensi Perawat Indonesia dan www.perawatkitasatu.com

Demikianlah Contoh Soal Kasus KMB dan Kunci Jawaban ini, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua dalam menghadapi Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan yang akan dihadapi sebentar lagi, keep spririt teman-teman dan terus belajar soal-soal UKOM disini.

0 komentar