Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan KMB Beserta Kunci Jawaban Edisi 188

10/07/2018 07:46:00 AM

Contoh Soal UKOM KMB Keperawatan Indonesia Beserta Kunci Jawaban Edisi 188


Berikut ini adalah Latihan Uji Kompetensi Perawat (UKOM) KMB bagian ke 188 beserta kunci jawabannya serta pembahasannya

Contoh Soal UKOM KMB Keperawatan Indonesia Beserta Kunci Jawaban
nursing guidance

Hai teman-teman apa kabar kalian, apakah siap untuk menerima materi contoh soal UKOM dari saya, kalau siap baiklah mari kita mulai contoh soal Uji Kompetensi Keperawatan beserta kunci jawaban dibawah ini 


1. Laki-laki berusia 28 tahun dirawat di Rumah Sakit karena mengelauh hipertermi lebih dari 10 hari, badan dirasakan lemah dan tidak ada nafsu makan. Dari hasil pengkajian ditemukan lidah, kulit, dan rambut kotor. Hasil TTV menunjukkan TD = 110/70 mmHg, HR = 80 x/menit, RR = 18 x/menit, T = 38,7 derajat celsius. Hasil lab test widal positif (+) .
Apakah prioritas intervensi  pada pasen di atas?

a. berikan nutrisi dengan porsi kecil tapi sering
b. lakukan kompres dingin pada daerah ketiak
c. bantu kebutuhan personal hygene pasen
d. berikan minum air putih 2 liter per hari
e. batasi aktifitas pasen

Kunci Jawaban: b. lakukan kompres dingin pada daerah ketiak
Pembahasan:
Typhus abdominalis merupakan peradangan pada usus halus yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhosa, Paratyphi A, B, C. Akibat dari proses infeksi ini  akan terjadi peningkatan suhu tubuh diikuti penurunan nafsu makan, bibir kering, lidah kotor dan seluruh tubuh juga kotor. Peningkatan suhu tubuh (hyperthermi pada pasen typhus sangat khas terjadi pada sore dan malam hari dan akan turun pada pagi dan siang hari. Pada vignete terdapat data kunci yaitu keluhan demam dan suhu tubuh 38.5°C. Untuk itu problem utama pada pasen typhus adalah gangguan keseimbangan suhu tubuh: hiperthermi, sehingga  prioritas intervensi yang harus dilaksanakan adalah lakukan kompres dingin pada daerah ketiak (Kunci Jawaban B).

Rujukan: 
  • Rudi Haryono (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Percernaan (p.65 – 71), Yogyakarta, Gosyen Publishing.



2. Seorang remaja yang ganteng tapi jarang mandi berusia 16 tahun, telah dirawat selama 3 hari di Rumah Sakit karena mengeluh hematemesis. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data :  keadaan umum tampak lemah, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, CRT 2 detik, RR = 20 x/menit. Saat ini pasen sedang dipuasakan dan baru dilakukan pemasangan NGT. Perawat akan memantau ketepatan posisi pemasangan NGT  tersebut.

Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh perawat ?
a. melakukan auskultasi  udara yang dimasukan ke dalam NGT
b. mengukur panjang slang NGT yang akan dimasukan.
c. memberikan pelumas/jelly pada ujung NGT
d. mengukur tanda-tanda vital
e. mendengarkan bising usus

Kunci Jawaban: a. melakukan auskultasi  udara yang dimasukan ke dalam NGT
Pembahasan:
Pada pasen yang terpasang NGT dalam waktu lama, sebelum memberi makan, minum dan memasukan obat perlu dipastikan ketepatan posisi NGT tersebut apakah masih tepat atau sudah bergeser/berubah. Tindakan pertama yang perlu dilakukan perawat untuk memastikan ketepatan posisi NGT tersebut adalah dengan mendengarkan suara udara yang dimasukan kira-kira 10 – 15 cc ke dalam lambung melalui NGT. Jika terdengar suara dari lambung berarti NGT masih tepat posisi mya di dalam lambung tapi jika sebaliknya berarti posisi nya sudah bergeser dan harus diperbaiki.

Rujukan:
  • Kozier, Erb, Berman and Snyder, Alih Bahasa: Esty Wahyuningsih, dkk. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses dan Praktik, edisi 7, volume 2 (p.786 – 790). Jakarta, EGC.
  • Perry, Peterson, Potter. (2005). Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar (p.286 - 292), Jakarta EGC. 



3. Seorang laki-laki dengan usia 18 tahun dirawat selama 5 hari di Rumah Sakit post operasi appendictomy. Klien saat ini masih mengeluh nyeri ringan. Pada pemeriksaan fisik diperoleh terdapat luka operasi di daerah kwadran kanan bawah abdomen yang masih tampak basah.
Apakah prioritas tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada kasus di atas?

a. mengatasi masalah nyeri dengan teknik relaksasi
b. melatih mobilisasi dan ambulasi dari tempat tidur.
c. mencegah infeksi pada dengan melakukan perawatan luka.
d. mencegah terjadinya kambuh dengan memberikan pendidikan kesehatan.
e. memenuhi kebutuhan ADL: dengan membantu kebutuhan personal hygene pasen

Kunci Jawaban : c. mencegah infeksi pada dengan melakukan perawatan luka.
Pembahasan:
Pasen post apendictomy hari ke lima dengan kondisi nyeri terasa ringan menunjukkan  pasen sudah bisa beradaptasi dengan kondisi nyeri nya. Tetapi dengan keadaan luka yang masih basah maka fokus/prioritas tindakan keperawatan adalah mencegah terjadinya infeksi pada luka dengan melakukan perawatan luka yang steril.

Rujukan:
  • Rudi Haryono (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Percernaan (p.127 – 134), Yogyakarta, Gosyen Publishing.
  • Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3 (p.508– 512), Jakarta, EGC.



4. Seorang perempuan dengan usia 19 tahun dirawat di Rumah Sakit karena mengalami mual dan badan lemas. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data : kulit dan sklera ikterik, dan BB turun drastis. Hasil pemeriksaan TTV yaituTD = 100/60 mmHg, HR=76 x/menit, RR=20 x/menit, T = 38,3 derajat celsius. Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu darah HBSAg (+).
Apakah indikator utama keberhasilan perawatan pada kasus di atas?

a. suhu tubuh normal
b. tidak terjadi penularan
c. kulit dan sklera tidak ikterik
d. berat badan pasen meningkat
e. hasil pemeriksaan Lab: HBSAg (-)

Kunci Jawaban: d. berat badan pasen meningkat
Pembahasan:
Pada pasen hepatitis biasa nya keluhan yang sering dirasakan adalah mual, tidak nafsu makan dan lemas. Hal ini disebabkan karena kegagalan hati dalam melakukan metabolisme lemak dan karbohidrat, akibatnya akan terjadi penurunan berat badan. Untuk itu indikator keberhasilan dari perawatan pasen hepatitis adalah menurunnya mual, meningkatnya nafsu makan dan akhirnya terjadi peningkatan status nutrisi pasen yang salah satunya ditandai dengan peningkatan berat badan pasen.

Rujukan:
  • Rudi Haryono (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Percernaan (p. 91 – 99), Yogyakarta, Gosyen Publishing.
  • Fransisca B. Batticaca (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Metabolisme, (p.57  - 68) Jakarta, PT. Salemba Medika
  • Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pen dokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3 (p.534 – 543), Jakarta, EGC.



5. Seorang perempuan berusia 44 tahun di rawat di Rumah Sakit hari ke 3 karena mengeluh nyeri setelah hematuria dan butiran batu halus dalam urin nya. Hasil pemeriksaan fisik tampak inspeksi kandung kemih bengkak, teraba nyeri tekan kandung kemih, warna urine kemerahan, jumlah urin out put 400 cc/24 jam, serta pasen terlihat gelisah dan berkeringat dingin.

Apakah prioritas tindakan  keperawatan pada kasus tersebut?
a. menenangkan kondisi pasen.
b. memenuhi rasa nyaman pasen.
c. mengobservasi urine output pasen.
d. melakukan pemasangan folley catheter
e. Memberikan minum minimal 2 liter/hari

Kunci Jawaban: d. melakukan pemasangan folley catheter
Pembahasan:
Pasen dengan batu kandung kemih dapat mengalami iritasi kandung kemih, perdarahan dan menyumbat pengeluaran urine, sehingga kandung kemih akan teraba penuh dan pasen akan merasa kesakitan, gelisah serta berke ringat dingin karena menahan nyeri. Terkait dengan kondisi sesuai dengan vignette maka prioritas tindakan keperawatan adalah memenuhi pengeluaran urine nya dengan cara pemasangan catheter karena tanpa pemasangan catheter maka akan beresiko terjadinya penyumbatan kembali pengaliran urine

Rujukan:
  • Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan (p.202 - 208) Jakarta, PT.  Salemba Medika.
  • Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pen dokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3 (p.686 – 694), Jakarta, EGC.
  • Nursalam (2006). Asuhan Keperawatan pada Pasen dengan Gangguan Sistem Perkemihan (p.65 – 67), Jakarta, PT. Salemba Medika.
  • Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2 (p.1461 – 1467), Jakarta, EGC.



6. Seorang laki-laki dengan usia 59 tahun di rawat di Rumah Sakit karena baru post operasi 6 jam lalu pengangkatan batu kandung kemih. Pada saat dikaji klien mengeluh nyeri dan saat ini sedang menjalani irigasi kandung kemih dengan menggunakan  kateter, urin tampak berwarna merah dan bercampur dengan trombus.
Apakah prioritas tindakan  keperawatan pada kasus tersebut?
a. mempertahankan kelancaran irigasi kateter
b. memenuhi kebutuhan sehari-hari pasen.
c. melakukan observasi tanda-tanda vital.
d. mengajarkan relaksasi atau distraksi
e. membatasi aktivitas pasen.

Kunci Jawaban: a. mempertahankan kelancaran irigasi catheter
Pembahasan:
Pasen dengan batu kandung kemih dapat mengalami obstruksi saluran kemih sehingga perlu dilakukan operasi pengangkatan batu dan ini dapat memicu terjadinya perdarahan di dalam kandung. Pada hari pertama post operasi urine masih kemerahan karena bercampur dengan bekuan darah (stool cell) yang terbawa dari proses pembersihan kandung kemih, sehingga prioritas tindakan perawat sesuai dengan kasusdiatas adalah mempertahankan kelancaran irigasi agar tidak terjadi sumbatan pada pengaliran urine melalui catheter.

Rujukan:
  • Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan  Gangguan Sistem Perkemihan (p.202 -   208) Jakarta, PT.  Salemba Medika.
  • Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pen dokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3 (p.686 – 694), Jakarta, EGC.
  • Nursalam (2006). Asuhan Keperawatan pada Pasen dengan Gangguan Sistem Perkemihan (p.65 – 67), Jakarta, PT. Salemba Medika.
  • Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2 (p.1461 – 1467), Jakarta, EGC.



7. Seorang lansia dengan umur 70 tahun dirawat di Rumah Sakit post operasi TURP akibat BPH.  Hasil pengkajian didapatkan data: pasen terpasang folley catheter sudah 2 minggu, warna urin kuning jernih dan pada hari ini pasen direncanakan pelepasan folley catheter.

Apakah prioritas intervensi keperawatan pada pasen  tersebut?
a. berikan penjelasan tentang perawatan di rumah.
b. anjurkan pasen untuk memperbanyak minum.
c. larang pasen melakukan hubungan sexual
d. siapkan alat untuk pelepasan catheter.
e. lakukan bladder training.

Kunci Jawaban: e. lakukan bladder training.
Pembahasan:
Pasen post operasi pengangkatan prostat biasanya dilakukan pemasangan folley catheter dalam waktu yang cukup lama untuk memenuhi kebutuhan BAK nya dan mencegah terjadinya obstruksi urine oleh bekuan darah pasca operasi. Tetapi pemasangan folley catheter dalam waktu lama dapat menyebabkan menurunnya refleks BAK dari otot kandung kemih dan hilangnya kontrol spingter urethra eksterna dalam pengeluaran urine (inkonti- nensia urine), sehingga sebelum dilakukan pelepasan folley catheter pasen prioritas intervensi keperawatan adalah pasen harus dilatih melakukan baldder training untuk mencegah terjadinya inkontinensia urine tersebut.

Rujukan: 
  • Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan  Gangguan Sistem Perkemihan (p.202 -   208) Jakarta, PT.  Salemba Medika.
  • Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pen dokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3 (p.686 – 694), Jakarta, EGC.
  • Nursalam (2006). Asuhan Keperawatan pada Pasen dengan Gangguan Sistem Perkemihan (p.65 – 67), Jakarta, PT. Salemba Medika.
  • Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2 (p.1461 – 1467), Jakarta, EGC.


Sumber : www.perawatkitasatu.com dan pedoman uji kompetensi keperawatan Indonesia

Baca Juga :

Demikianlah materi kita mengenai Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan Indonesia Beserta Kunci Jawaban Edisi 188 ini, semoga apa yang telah kami sajikan ini bermanfaat bagi teman-teman semua dan ajak teman-teman kalian semua untuk belajar contoh soal UKOM dari kami dengan belajar diblog kami ini yaa, sampai jumpa lagi teman-teman.

0 komentar