Contoh Soal Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Edisi 174

Contoh Soal Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Edisi Ke 174 Beserta Kunci Jawaban dan Pembahasan


Berikut ini adalah Latihan Uji Kompetensi Perawat (UKOM) KMB bagian ke 174 beserta kunci jawabannya serta pembahasannya

Contoh Soal Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Edisi Ke 174 Beserta Kunci Jawaban dan Pembahasan
hai nurse, how we can give a good things for our environment

haloo semuanya, apa kabar kalian? kembali lagi saya hadir memberikan contoh soal uji kompetensi keperawatan kepada teman-temna semua yang setia membaca dan mempelajari soal-soal Uji Kompetensi Keperawatan diblog kami ini, kali ini saya akan memberikan contoh soal khusus materi UKOM sub bagian Keperawatan Medikal Bedah atau KMB, semoga bermanfaat yaa teman-teman


1. Seorang pasien perempuan dengan usia 31 tahundi diagnosis medis hemothorak sehingga harus dipasang water sealed drainage (WSD). Dari hasil catatan observasi semakin hari semakin berkurang jumlah produksi cairan yang ada dialam botol WSD tersebut. Namun pada hari yang ke-5 pasien mengeluh sesak, dengan RR = 33 x/menit dan isi cairan dalam botol 50 cc.
Pertanyaan soal
Apa evaluasi yang harus dilakukan perawat pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. gerakan dada
B. riwayat sesak
C. kebersihan botol
D. posisi ujung selang
E. karakteristik cairan

Kunci Jawaban : D. posisi ujung selang
Rasional:
Rasional A : gerakan dada tidak simetris menandakan timbunan cairan pada rongga pleura salah satu pleura
Rasional B : riwayat sesak perlu dikaji un-tuk mengetahui perkembangan penyakit
Rasional C : Botol kotor dapat menjadi sumber infeksi ke paru-paru
Rasional D : ujung selang yang berubah po-sisi atau tidak terendam cairan dapat menjadi penyebab kelu-han sesak
Rasional E : jumlah, warna dan bau cairan dapat memberikan info ada ti-daknya infeksi atau perdarahan
Referensi
Somantri, Irman (2012). Asuhan Keper-awatan Pada Klien dengan Ganggu-an Sistem Pernapasan. Salemba Me-dika. Jakarta. Bab 5.



2. Seorang laki-laki berusia 29 tahun dirawat di bangsal sehat dan mengatakan ia sering sekali mengalami sesak napas saat terkena serbuk kecil dan debu. Dari hasil pengkajian didapatkan data pernapasan dengan cuping hidung, suara terdengar ronkhi, batuk non produktif, RR = 35 x/menit, N =  84 x/menit dan T =  37,8 derajat celsius.
Pertanyaan soal
Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. perfusi perifer tidak efektif
B. pertukaran gas tidak efektif
C. bersihan jalan napas tidak efektif
D. perubahan suhu tubuh
E. risiko kecemasan

Kunci Jawaban : C. bersihan jalan napas tidak efektif
Rasional:
Rasional A : perfusi perifer tidak efektif ditandai oleh kebiruan di per-ifer : wajah, bibir atau kuku
Rasional B : pertukaran gas tidak efektif ditandai dengan rendahnya ka-dar oksigen dalam darah
Rasional C : tanda jalan napas tidak bersih napas cuping hidung, ronkhi, frekuensi napas 32x/menit
Rasional D : perubahan suhu tubuh terjadi karena meningkatnya aktivitas pernapasan
Rasional E : tidak ditemukan tanda risiko kecemasan
Referensi
Somantri, Irman (2012). Asuhan Keper-awatan Pada Klien dengan Ganggu-an Sistem Pernapasan. Salemba Me-dika. Jakarta. Bab 5.



3. Pasien laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang PDL dengan keluhan sering batuk dan dada sesak. Hasil RR = 33 x/menit, terdapat retraksi otot sela iga, serta diauskultasi terdapat suara ronkhi hampir diseluruh paru. Saturasi oksigen menunjukkan  90% . Dari hasil tes BTA (Bakteri Tahan Asam) hasilnya positif.
Pertanyaan soal :
Apa rencana tindakan utama pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban :
A. pengaturan posisi semi fowler
B. kolaborasi pemberian oksigen
C. bantu pasien untuk batuk produktif
D. lakukan tindakan postural drainase
E. ajarkan teknik bernapas diafragma

Kunci Jawaban : C. bantu pasien untuk batuk produktif
Rasional:
Rasional A : posisi fowler bertujuan mem-permudah pengembangan dada
Rasional B : Pemberian oksigen bertujuan untuk meningkatkan saturasi Oksigen di jaringan
Rasional C : teknik batuk produktif dilaku-kan untuk membersihkan sekresi dari jalan napas atas
Rasional D : postural drainage bertujuan mengalirkan sekresi dari salu-ran napas menggunakan energi gravitasi pada pasien yang ti-dak sesak
Rasional E : pernapasan diagfragma bertu-juan memaksimalkan pengem-bangan bagian bawah paru
Referensi :
Somantri, Irman (2012). Asuhan Keper-awatan Pada Klien dengan Ganggu-an Sistem Pernapasan. Salemba Me-dika. Jakarta. Bab 5.



4. Pasien perempuan berusia 43 tahun dirawat di ruang PDL dengan keluhan sesak serta wajah terlihat pucat setelah buang air besar (BAB).Dari hasil pengkajian didapatkan pasien mudah lelah dan sesak ketika berjalan lebih dari 5 meter dan kepala terasa pusing seperti mau jatuh, pasien tersebut memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun terakhir. Keluhan akan hilang apabila ia istirahat 20 menit dan dengan TD 110/70 mmHg.
Pertanyaan soal
Apa intervensi keperawatan yang utama kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. pembatasan cairan
B. pemberian oksigen
C. modifikasi pola defekasi
D. pembatasan aktivitas
E. observasi tekanan darah

Kunci Jawaban : D. pembatasan aktivitas
Rasional:
Rasional A : kelebihan  cairan  tubuh  bisa menjadi sebab sesak, namun sesak yang terjadi diakibatkan karena aktifitas
Rasional B : keluhan sesak pasien hilang dengan beristirahat sehingga terapi Oksigen belum diperlu-kan
Rasional C : pola defekasi tidak perlu diru-bah tetapi cara mengedan harus diperbaiki
Rasional D : pasien menunjukan tanda intol-eran terhadap aktivitas sehing-ga perlu dibatasi aktivitasnya
Rasional E : tekanan darah perlu diobserva-si untuk mengetahui tingkat ke-mampuan kontraksi jantung
Referensi
Muttaqin, Arif (2012). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.



5. Seorang laki-laki dengan usia 28 tahun telah telah memasuki hari kedua dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri kepala hebat dan pusing. Dari hasil TTV yaitu TD = 160/90 mmHg HR =  90x/menit, T = 37,0 derajat celsius, dan RR = 21 x/menit. Hasil observasi terlihat denyutan halus di dada kiri pada area garis tengah clavicula sela iga ke 3 dan seirama dengan frekuensi nadi.
Pertanyaan soal
Apa indikator evaluasi pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. lama perawatan
B. tekanan darah
C. frekuensi nadi
D. denyutan dada kiri
E. keluhan nyeri kepala

Kunci Jawaban : B. tekanan darah
Rasional:
Rasional A : lama tidaknya perawatan tidak bisa menggambarkan kondisi pasien
Rasional B : tekanan darah menggambarkan kekuatan jantung dalam me-mompa darah
Rasional C : frekuensi nadi dalam satu menit mengambarkan jumlah darah yang bersirkulasi
Rasional D : denyutan yang terlihat di dada diakibatkan oleh kekuatan kon-traksi jantung yang meningkat
Rasional E : nyeri kepala disebabkan oleh peningkatan jumlah darah ke otak dan meningkatan tekanan intra kranial
Referensi
Muttaqin, Arif (2012). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.



6. Pasien laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang PDL, dengan keluhan mengalami nyeri dada hebat secara tiba-tiba ketika beristirahat. Hasil pengkajian: TD = 140/90 mmHg, T = 36, 9 derajat celsius, HR = 106 x/menit, dan RR =  24x/menit. Dari hasil pemeriksaan EKG menunjukkan hasil elevasi pada Segmen ST, dan pemer-iksaan enzim jantung belum keluar hasilnya.
Pertanyaan soal :
Apa intervensi keperawatan pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban :
A. pembatasan aktivitas
B. manajemen nyeri dada
C. pantau tanda-tanda vital
D. penuhi kebutuhan oksigen
E. periksa ulang tes diagnostik

Kunci Jawaban : A. pembatasan aktivitas
Rasional:
Rasional A : aktivitas harus dibatasi untuk menurunkan konsumsi oksigen
Rasional B : nyeri dada terjadi karena penurunan kadar oksigen di otot jantung
Rasional C : tanda vital khususnya tekanan darah dan nadi dapat berubah karena aktivitas
Rasional D : iskemia pada otot jantung tidak bisa diatasi dengan pemberian oksigen
Rasional E : diagnostik awal sudah cukup untuk melengkapi tanda fisik yang terjadi
Referensi
Muttaqin, Arif (2012). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.



7. Seorang pasien perempuan dengan usia 44 tahun dirawat di ruang PDL dan mengeluh adanya nyeri dada seperti tertimpa benda berat dan dirasakan terus menerus, nyeri dengan skala 6 dan terjadi ketika beraktivitas sedang dan berat. Nyeri dirasakan terus menerus dan menyebar ke atas menuju leher serta tembus ke arah punggung. Nyeri semaikin hebat dan bertambah saat pasine melakukan aktivitas dan berkurang jika pasien beristirahat. Saat ini pasien sudah mendapatkan obat amidaron dan analgesik, diberikan posisi semifowler serta terpasang oksigen 4 ml/menit dan pasien juga dipasang monitor EKG dengan hasil terdapat segmen ST elevasi.
Pertanyaan soal :
Apakah tujuan intervensi keperawatan pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban:
A. mampu beraktivitas tanpa nyeri
B. periode waktu istirahat bertambah
C. nyeri dada berkurang sampai hilang
D. segmen ST kembali isoelektris
E. masa perawatan memendek

Kunci Jawaban : C. nyeri dada berkurang sampai hilang
Rasional:
Rasional A : kemampuan beraktifitas tanpa keluhan nyeri membutuhkan otot jantung yang sehat
Rasional B : memperpanjang masa istirahat bertujuan menghemat konsum-si oksigen otot jantung
Rasional C : hilangnya keluhan nyeri dada merupakan target dari upaya membatasi aktifitas dan pengo-batan yang telah diberikan
Rasional D : segmen st isoelektris adalah tu-juan jangka panjang yang mun-gkin dapat tercapai jika otot jantung kembali sehat
Rasional E : lama masa rawat sulit untuk di-rumuskan sebagai sebuah stan-dar atau target
Referensi
Muttaqin, Arif (2012). Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.



8. Seorang pasien perempuan dengan usia 31 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan diare dan sakit perut sejak satu hari yang lalu. Hasil pengkajian memunjukkan perut teraba tegang, bising usus 27x/ menit dan diare 5-9 kali, turgor kulit tidak elastis, HR =  104 x/menit dan TD = 110/80 mmHg.
Pertanyaan soal
Apa intervensi keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut?

Pilihan Jawaban
A. manajemen nyeri
B. pemantauan tanda vital
C. pengukuran produksi urin
D. pemasangan cairan intra vena
E. pemeriksaan karakteristik feses

Kunci Jawaban : D. pemasangan cairan intra vena
Rasional:
Rasional A : manajemen nyeri dilakukan un-tuk memberikan rasa nyaman
Rasional B : perubahan tanda vital member-ikan informasi kondisi sistem kardiovaskuler
Rasional C : penurunan produksi urin mengindikasikan penurunan volume cairan
Rasional D : penurunan kesadaran, nadi ce-pat disebabkan karena kehilan-gan cairan melalui feses yang encer
Rasional E : karakteristik feses memberikan info ada tidaknya kemungkinan infeksi saluran cerna
Referensi
Muttaqin, Arif & Sari (2010). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salem-ba Medika. Bab 8.



9. Seorang pasien laki-laki dengan usia 22 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengandiagnosa medis typoid dengan hari rawat kedua. Dari hasil pengkajian didapatkan pasien terlhat lemah dan bedrest, T =  38,7 derajat celsius dan kadang meningkat sampai 39,9 derajat celsius, TD = 100/70 mmHg dan HR = 110 x/menit, RR = 19 x/menit. Pasien terlihat hiperhidrosis terutama setelah pasien minum obat.
Pertanyaan soal :
Apa kriteria hasil dalam intervensi keperawatan utama pada kasus diatas?

Pilihan jawaban :
A. aktivitas meningkat
B. suhu tubuh menurun
C. tekanan darah normal
D. frekuensi nadi normal
E. kebersihan diri terpenuhi

Kunci Jawaban : B. suhu tubuh menurun
Rasional :
Rasional A : Aktivitas hanya mungkin ditingkatkan jika suhu tubuh kembali normal
Rasional B : Suhu tubuh harus diturunkan untuk mencegah munculnya akibat lain
Rasional C : Tekanan darah menggambar-kan kekuatan kontraksi jantung
Rasional D : Frekuensi Nadi meningkat disebabkan oleh peningkatan suhu
Rasional E : Berkeringat merupakan dampak dari proses penyakit
Referensi
Muttaqin, Arif & Sari (2010). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salem-ba Medika. Bab 8.



10. Seorang remaja laki-laki dengan usia 18 tahun dirawat didalam ruang neurologi dengan diagnosis medis CKR. Dari hasil pengkajian didapatkan kesadaran kompos mentis, kekuatan otot 5555/5555. TD = 110/70 mmHg dan HR = 80 x/menit, RR = 18 x/menit, T = 36,5 derajat celsius. Pasien terlihat lemah dan selalu bedress ditempat tidur. Pasien mengeluh pusing saat duduk dan lebih menykai tiduran. Tekanan darah saat berbaring 110/70 mmHg dan ketika duduk 90/60 mmHg.
Pertanyaan soal
Apa intervensi keperawatan pada kasus diatas?

Pilihan Jawaban
A.latihan gerak sendi
B. merubah posisi tidur
C. latihan gerak bertahap
D. mengobservasi tekanan darah
E. kolaborasi program fisioterapi

Kunci Jawaban : C. latihan gerak bertahap
Rasional:
Rasional A : latihan gerak sendi bertujuan untuk mencegah kontraktur atau kekakuan sendi
Rasional B : merubah posisi tidur secara periodik bermanfaat untuk mencegah luka baring
Rasional C : latihan gerak bertahap dapat memberikan kesempatan bagi fungsi sirkulasi untuk beradap-tasi dalam berbagai posisi tu-buh
Rasional D : tekanan darah di observasi un-tuk membandingkan perbedaan kekuatan kontraksi pada posisi tubuh yang berbeda
Rasional E : program fisioterapi fitujukan untuk memperbaiki penurunan fungsi gerak
Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta. Unit 15.
Muttaqin, Arif & Sari (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Sa-lemba Medika. Jakarta. Bab 4.


Baca Juga :
Demikianlah artikel kami mengenai Contoh Soal Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Edisi 174, semoga apa yang kami sajikan ini beramnfaat bagi teman-teman semua dalam belajar soal-soal Uji Kompetensi Keperawatan, apabila teman-teman ingin melihat contoh soal-soal lengkap lainnya bisa langsung klik di peta situs, disana akan muncul banyak edisi edisi yang telah kami sajikan sebelumnya dan pada akhirnya sampai jumpa lagi di edisi soal-soal UKOM selanjutnya.


0 komentar